Terdapat beberapa ketentuan dalam UU pajak yang menurut saya kurang
tepat pelaksanaannya karena seolah membuat Wajib Pajak menjadi takut untuk
berbuat yang benar. Beberapa ketentuan
itu ada di Pasal 8 ayat (2a) dan Pasal 9 ayat (2a) UU KUP ( UU No.6 Tahun 1983 j.o UU No.16 Tahun 2009 )
mengenai sanksi administrasi bunga sebesar 2% sebulan.
Pasal 8 UU KUP
Pasal 8 UU KUP adalah pasal yang berbicara soal hak Wajib Pajak untuk
melakukan pembetulan terhadap Surat Pemberitahuan (SPT) yang telah
dilaporkannya ke kantor pajak.
Pasal 8 ayat (1) UU KUP
Wajib Pajak dengan kemauan sendiri dapat membetulkan
Surat Pemberitahuan yang telah disampaikan dengan menyampaikan pernyataan
tertulis, dengan syarat Direktur Jenderal Pajak belum melakukan tindakan
pemeriksaan.
Artinya Wajib Pajak bisa kapan saja melakukan pembetulan terhadap SPT-nya
sepanjang terhadap belum dilakukan pemeriksaan dan sejak tahun pajak 2008
pembetulan SPT tidak lagi dibatasi harus dalam jangka waktu dua tahun.
Pasal 8 ayat (2) UU KUP
Dalam hal Wajib Pajak membetulkan sendiri Surat
Pemberitahuan Tahunan yang mengakibatkan utang pajak menjadi lebih besar,
kepadanya dikenai sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) per
bulan atas jumlah pajak yang kurang dibayar, dihitung sejak saat penyampaian
Surat Pemberitahuan berakhir sampai dengan tanggal pembayaran, dan bagian dari bulan dihitung
penuh 1 (satu) buian.
Pasal 8 ayat (2a) UU KUP
Dalam hal Wajib Pajak membetulkan sendiri Surat
Pemberitahuan Masa yang mengakibatkan utang pajak menjadi lebih besar,
kepadanya dikenai sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan atas jumlah
pajak yang kurang dibayar, dihitung sejak jatuh tempo pembayaran sampai dengan tanggal
pembayaran, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan.
Artinya jika pembetulan SPT dalam pasal 8 ayat (1) tersebut mengakibatkan utang
pajak menjadi lebih besar (alias ada kekurangan pembayaran pajak), maka WP
dapat dikenai sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan
atas jumlah pajak yang kurang dibayar, dihitung sejak saat penyampaian SPT berakhir sampai dengan tanggal
pembayaran . Ini
artinya, besarnya sanksi administrasi bunga juga tidak dibatasi alias bisa
berbulan-bulan (hingga lebih dari 48% atau 24 bulan) yang dihitung sejak saat
penyampaian SPT berakhir sampai dengan tanggal pembayaran saat pembetulan
dilakukan.
Contoh Kasus :
WP A telah melaporkan
SPT Tahunan PPh Tahun 2008 pada tanggal 30 April 2009 (atau pada tanggal 31
Maret 2009 untuk WP Orang Pribadi). Misalnya SPT itu menyatakan Kurang
Bayar Rp 20.000.000,-. Kemudian pada 22 Desember 2011 ini WP baru sadar
bahwa ada kesalahan dalam SPT Tahunan tadi dan berniat melakukan pembetulan.
Jika misalnya setelah
dilakukan pembetulan SPT Tahunan PPh tadi menjadi Kurang Bayar Rp 25.000.000,-
yang artinya ada kekurangan pembayaran pajak sebesar Rp 5.000.000,-, maka
terhadap yang Rp 5.000.000,- itu dikenai sanksi administrasi bunga sebesar = Rp
5.000.000,- x 2% x 33 bulan dihitung sejak April 2009 sampai dengan Desember
2011 (atau kalau untuk WP Badan 32 bulan dihitung sejak Mei 2009 sampai dengan
Desember 2011).
Tapi anehnya, jika
misalnya WP tidak tahu kalau SPT Tahunannya tadi salah. Kemudian pada Desember
2011 diperiksa. Ternyata hasil pemeriksaannya (SKP-nya) menyatakan ada
kekurangan pembayaran PPh Rp 5.000.000,-. Nah terhadap kekurangan yang Rp
5.000.000,- ini ‘hanya’ dikenai sanksi administrasi bunga maksimal 24 bulan
(atau 48%) yang dihitung sejak saat terutangnya pajak sampai dengan
diterbitkannya SKP. Ketentuan ini dapat dilihat pada Pasal 13 ayat (1)
huruf a dan ayat (2) UU KUP.
Pasal 13 ayat (1) huruf a UU KUP
Dalam jangka waktu 5 (lima) tahun setelah saat terutangnya
pajak atau berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak,
Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar dalam
hal-hal sebagai berikut:
a.
apabila berdasarkan hasil pemeriksaan
atau keterangan lain pajak yang terutang tidak atau kurang dibayar;
Pasal 13 ayat (2) UU KUP
Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf e ditambah dengan sanksi administrasi
berupa bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan paling lama 24 (dua puluh empat)
bulan, dihitung sejak saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak,
bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak
sampai dengan diterbitkannya Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar.
Seandainya saya adalah wajib pajak yang ada dalam
ilustrasi di atas, maka saya akan lebih memilih menunggu diperiksa daripada
melakukan pembetulan SPT. Jika saya diperiksa, saja biar sanksi administrasi
bunga yang saya tanggung maksimal cukup 48%. Namun jika saya melakukan
pembetulan SPT, sanksi administrasi bunga yang saya tanggung akan >48%. Menurut
anda, apakah saya seorang yang bijak atau seseorang yang tidak bijak?. Jika
saudara adalah wajib pajak di dalam ilustrasi, apa yang akana Anda pilih ?
Pasal 9 UU KUP
Pasal 9 UU KUP secara
umum bicara soal jangka waktu pembayaran atau penyetoran pajak, baik pajak yang
tercantum pada SPT Masa maupun SPT Tahunan PPh. Namun ada yang khusus
dalam pasal ini, terutama ayat (2a). Ayat ini sebetulnya sudah lama ada,
sejak UU KUP 2000 seingat saya, tapi banyak WP yang tidak tahu esensinya
sehingga banyak yang ‘terjebak’ saat mempunyai niat baik dan bijak untuk
menyetor pajak. Pasal ini ringkasnya hampir senada dengan Pasal 8 ayat
(2a) UU KUP yang sudah diuraikan di atas.
Kasus Contoh :
Karena tidak tahu, Roni tidak pernah menyetorkan sendiri PPh Final atas
penghasilan sewa rumah miliknya yang disewa oleh Selamet. Seharusnya Roni
wajib menyetor sendiri PPh Final itu karena Selamet yang menyewa rumahnya bukan
pemotong PPh. Roni memperoleh penghasilan itu misalnya sejak 2008 tetapi
sekali lagi karena tidak tahu peraturannya, dia tidak pernah menyetorkan PPh
Final tadi dan tidak pernah menyampaikan SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2). Jika
misalnya di bulan Desember 2011 ini Roni baru menyadari akan kewajiban tersebut
dan berniat melunasi PPh Final yang terutang mulai tahun 2008, maka atas
kekurangan pembayaran PPh Final tadi juga dapat dikenai sanksi administrasi
bunga 2% sebulan dengan hitungan bulan yang tidak terhingga. Dan ini
dinyatakan secara tegas dalam Pasal 9 ayat (1), ayat (2) dan ayat (2a) UU KUP
sebagai berikut:
Ayat (1): “Menteri Keuangan menentukan tanggal jatuh
tempo pembayaran dan penyetoran pajak yang terutang untuk suatu saat atau Masa
Pajak bagi masing-masing jenis pajak, paling lama 15 (lima belas) hari setelah
saat terutangnya pajak atau Masa Pajak berakhir.”
Ayat (2a):”Pembayaran atau penyetoran pajak sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), yang dilakukan setelah tanggal jatuh tempo pembayaran
atau penyetoran pajak, dikenai sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua
persen) per bulan yang dihitung dari tanggal jatuh tempo pembayaran sampai
dengan tanggal pembayaran, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu)
bulan.”
Dari ketentuan ayat
(2a) tadi, misalkan Roni berniat baik untuk menyetor melaporkan SPT Masa PPh
dan menyetorkan PPh Final atas penghasilan sewa rumahnya di bulan Januari 2008,
maka atas kekurangan pembayaran PPh Final itu Roni dapat dikenai sanksi bunga
hingga 44 bulan (terhitung sejak saat terutangnya pajak bulan Januari 2008
hingga penyetoran pada bulan Desember 2011). Sedangkan untuk PPh Final
bulan Februari 2008 akan dikenai sanksi bunga selama 43 bulan, dan begitu
seterusnya hingga PPh Final bulan November 2011 yang akan dikenai sanksi bunga
2% (karena batas akhir penyetoran sendiri PPh Final adalah tanggal 15 bulan
berikutnya).
Tetapi jika seandainya
Roni tidak tahu akan kewajiban tersebut kemudian pemeriksa menemukan kondisi
seperti itu, maka sesuai dengan ketentuan Pasal 13 ayat (1) huruf a dan ayat
(2) UU KUP, Roni hanya akan dikenai sanksi bunga maksimal selama 24 bulan
(48%). Jadi sekali lagi, ada kendala saat Roni berniat baik untuk
menyetorkan PPh Final yaitu bunganya bisa tak terhingga.
Kalau Anda menjadi Roni,
mana yang Anda pilih?
4 komentar:
izin menyimak dan memahami pak :)
dating service chicago jewish personals http://loveepicentre.com/faq/ southport uk dating
lesbian dating blogs domains for sale [url=http://loveepicentre.com/taketour/]online dating with no registration[/url] hermaphrodite dating uk
softrings dating [url=http://loveepicentre.com/testimonials/]erotic hentai dating sim[/url] starfish dating seduction forums glasgow [url=http://loveepicentre.com/user/awesomenuting/]awesomenuting[/url] gay and lesbian dating site
sangsi bunga dan denda untuk memberikan efek jera
This is how my acquaintance Wesley Virgin's tale begins in this SHOCKING and controversial VIDEO.
As a matter of fact, Wesley was in the military-and shortly after leaving-he found hidden, "MIND CONTROL" secrets that the CIA and others used to get everything they want.
THESE are the same methods lots of famous people (notably those who "became famous out of nowhere") and elite business people used to become rich and famous.
You've heard that you use less than 10% of your brain.
That's mostly because most of your brainpower is UNTAPPED.
Perhaps this conversation has even taken place IN YOUR very own brain... as it did in my good friend Wesley Virgin's brain seven years ago, while riding an unregistered, beat-up bucket of a car with a suspended driver's license and $3.20 in his bank account.
"I'm so frustrated with going through life paycheck to paycheck! When will I finally make it?"
You've taken part in those thoughts, ain't it right?
Your success story is going to start. All you need is to believe in YOURSELF.
Learn How To Become A MILLIONAIRE Fast
Post a Comment