Pernyataan Resmi Pihak STAN tentang kasus Gayus...(cekidot)
By kuwats ⋅ Maret 31, 2010 ⋅
(Tangsel, 31 Maret 2010). Suguhan berita panas tentang makelar kasus alias markus beberapa minggu terakhir ini sungguh menyita perhatian banyak orang di negeri ini. Dari kaum elite politisi hingga buruh pabrik harian pun tak melepas perhatian mereka pada kasus yang menimpa seorang pegawai Direktorat Jenderal Pajak. “Sungguh luar biasa”, begitu gumam banyak orang seraya berdecak kagum namun dengan nada penuh kejengkelan.
Nama Gayus Tambunan pun seketika mencuat bak meteor melintasi jagat raya. Berita-berita lain yang disuguhkan media massa, khususnya media elektronik, seakan tak memiliki daya pikat untuk disimak. Bahkan, mungkin, tayangan sebuah sinetron Cinta Fitri sekalipun ^^. Kasus Gayus sangat menyeruak ruang publik. Pihak-pihak yang terkait pun dibuat pusing kepala, panik, bingung, resah, dan sebagainya. Pihak Kementerian Keuangan, khususnya Direktorat Jenderal Pajak, habis-habisan menjawab cercaan publik dan serangkaian pertanyaan para kuli tinta. Demikian pula dengan orang nomor satu di Kementerian tersebut. Bu Ani, begitu panggilan Ibu Sri Mulyani Indrawati, berkali-kali harus sibuk melakukan rapat untuk memperoleh informasi valid dari para stafnya. Hujatan kepada beliau pun semakin kencang pascakasus Bank Century lalu. Sungguh sebuah cobaan luar biasa bagi Kementerian Keuangan dan segenap jajarannya.
Kampus STAN yang awalnya adem ayem saat kasus Gayus menghentak publik akhirnya terkena pula imbasnya manakala para kuli tinta menemukan sebuah stiker bertuliskan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara yang melekat pada jendela rumah orang tuanya di bilangan Warakas, Jakarta Utara. Publik pun seketika mengetahui bahwa Gayus Tampulobon Tambunan ternyata adalah seorang alumni sebuah sekolah kedinasan milik Departemen (kini Kementerian) Keuangan. Sejak saat itu, nama STAN terbawa-bawa dalam kasus markus ini.
Tak ayal, Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) sebagai unit eselon satu Kementerian Keuangan yang membawahi STAN segera menyikapi kondisi tersebut. Profesor Mardiasmo (Pak Mo), Pjs Kepala BPPK, mengundang para pejabat di lingkungan STAN dalam sebuah rapat yang dilaksanakan pada hari Sabtu sore, 27 Maret 2010 lalu. Rapat itu pun berlanjut keesokkan harinya yang dihadiri pula oleh Menteri Keuangan, beberapa pejabat Kementerian Keuangan, dan Para Alumni STAN (termasuk alumni Institut Ilmu Keuangan atau IIK yang merupakan institusi cikal bakal terbentuknya STAN).
Keterlibatan alumni pada pertemuan tersebut memiliki peran penting. Mereka yang hadir (mewakili angkatannya masing-masing) memberikan pernyataan resmi kepada Menteri Keuangan bahwasanya para alumni merasa prihatin dan kecewa atas tindakan yang telah dilakukan oleh Gayus. Mereka menyesalkan atas perbuatan tersela tersebut yang mau tidak mau mencoreng nama almamater. Para alumni pun memberikan dukungan penuh kepada Bu Ani untuk segera mengusut tuntas kasus yang telah mencederai gerakan reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Keuangan dan mendesak Bu Ani untuk segera mengambil langkah-langkah nyata dalam menyelesaikan kasus tersebut. Selain itu, para alumni pun berjanji untuk semakin mengaktifkan jaringan antikorupsi yang telah dibangun guna memberikan informasi-informasi terkait dengan segala penyimpangan yang dilakukan oleh pegawai di lingkungan Kementerian Keuangan.
Sementara itu, pihak BPPK dan STAN menyatakan bahwa selama ini lembaga telah memberikan bekal pengetahuan yang memadai kepada para lulusannya, baik berupa hardcompetency maupun softcompetency. Bahkan, pendidikan antikorupsi pun telah dimasukkan dalam kurikulum yang ada. Para pengajar selain menyampaikan materi-materi kuliah juga menyisipi pesan-pesan moral dalam setiap perkuliahan yang dilaksanakan.
Kini, nasi telah menjadi bubur. Tindakan Gayus telah mencoreng semangat reformasi birokrasi dan mencemarkan nama baik almamater STAN. Sungguh sebuah pembelajaran yang sangat mahal. Penekanan akan pentingnya sebuah kejujuran dan integritas akan semakin digalakkan di kampus tercinta ini. Pimpinan STAN beserta segenap jajarannya menghimbau kepada seluruh elemen kampus untuk menjunjung tinggi etika profesi dan nama baik almamater ini. Semoga kasus ini dapat terusut dengan tuntas dan pihak-pihak yang bertanggung jawab mendapatkan hukuman yang setimpal dengan perbuatannya.
Mari bersama-sama kita jaga nama baik kampus punggawa keuangan negara ini …..
0 komentar:
Post a Comment